Jumat, 22 Oktober 2010

Green Day - Basket Case

Intro\Verse:
Eb Bb
Do you have the time
C G
To listen to me whine
Ab Eb Bb
About nothing and everything all at once
Eb Bb
I am one of those
C G
Melodramatic fools
Ab Eb Bb
Neurotic to the bone no doubt about it

Chorus:
Ab Bb Eb
Sometimes I give myself the creeps
Ab Bb Eb
Sometimes my mind plays tricks on me
Ab Bb
It all keeps adding up
Eb C# C (drums come in)
I think I'm cracking up
Ab Bb
Am I just paranoid?
Eb
I'm just stoned

Interlude: x2
Eb Bb C Bb

Verse:
Eb Bb
I went to a shrink
C G
To analyze my dreams
Ab Eb Bb
She says it's lack of sex that's bringing me down
Eb Bb
I went to a whore
C G
He said my life is a bore
Ab Eb Bb
And quit my whining 'cause it's bringing her down

Chorus x1

Interlude: x4
Eb Bb C Bb

Bridge:
Ab Bb
Grasping to control
(quiet)
So you better hold on

Verse x2

Chorus x1

Outro:
Eb C Ab Eb Bb x4
Ab Eb Bb

Rabu, 13 Oktober 2010

Tata Surya

Tata Surya adalah suatu sistem di Alam Semesta (jagat raya) yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, satelit-satelit, asteroid, komet, meteor, debu, kabut, serta benda-benda lainnya sebagai anggotanya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Teori Terjadinya Tata Surya
Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan menjadi beberapa teori, sebagai berikut.
Teori Nebula (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari. Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)
Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.
Teori Bintang Kembar (Lyttleton)
Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
Teori Awan Debu (Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planetplanet. Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.

Struktur Tata Surya
Benda - Benda Angkasa berikut merupakan bagian yang membentuk tata surya,
Matahari
Matahari merupakan salah satu bintang dalam Galaksi Bima Sakti yang menjadi pusat dari tata surya.
Planet
Planet merupakan benda langit yang mengorbit Matahari (bintang), berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit lain pada orbit tersebut) sesuai dengan hasil Sidang Umum International Astronomical Union (IAU) ke-26 pada tanggal 25 Agustus 2006 di Praha menegaskan planet - planet pada tata surya terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Komet
Komet merupakan bagian dari tata surya yang terdiri atas pecahan benda angkasa, es dan gas yang membeku dengan mengorbit pada matahari dalam suatu lintasan berbentuk elips berstruktur yang terdiri atas kepala dan ekor komet (yang selalu menjauhi Matahari).

Asteroid
Asteroid atau planetoid adalah benda-benda langit berukuran kecil tidak beraturan bentuk yang bergerak mengelilingi matahari, sebagian besar asteroid ditemukan antara orbit Planet Mars dan Planet Jupiter.

Meteor dan Meteorid
Meteor merupakan benda langit berupa pecahan batuan yang jatuh masuk ke dalam atmosfer bumi dan biasanya langsung terbakar habis karena tergesek dengan atmosfer bumi. Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bumi disebut Meteorid.

Satelit
Satelit merupakan benda langit yang bisa memantulkan cahaya yang diserap dari matahari dan bergerak mengorbit kepada planet, misal bulan, Deimos, Phobos, Titan, Ganymede, Europa, Atlas, Calypso.

Proses Pembentukan Bumi

Bentuk permukaan bumi yang meliputi reliefnya di darat dan di dasar laut. Bentuk permukaan bumi bermacam-macam seperti : dataran, berbukit, bergelombang, pegunungan, cekungan, lereng dan lain-lain. Permukaan bumi yang tidak seragam dikarenakan proses yang disebabkan oleh tenaga geologis yang terjadi secara bertahap dan selalu berubah seiring waktu, selain itu terdapat Teori Terbentuknya Kulit Bumi yang membuat permukaan bumi selalu berubah. Pada prosesnya pembentukan bumi diwarnai oleh tenaga geologis yang terdiri atas tenaga endogen dan tenaga eksogen, selain itu permukaan bumi terdiri atas relief yang terdapat di daratan dan pada dasar laut.

Tenaga Endogen
Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari bumi yang berasal dari dalam bumi yang sifatnya membangun bentuk kulit bumi.

Tenaga Eksogen
Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari permukaan bumi atau atmosfer, yang meliputi air, cuaca, dan es pada sifatnya tenaga ini termasuk merusak.

Relief Daratan
Relief Daratan terdiri dari,
1. Lipatan
2. Patahan
3. Gunung dan Pegunungan
4. Dataran Tinggi
5. Plato
6. Dataran Rendah
7. Pineplain
8. Lembah
9. Delta

Relief Dasar Laut
Relief Dasar Laut terdiri dari,
1. Gunung Laut
2. Ambang Laut
3. Palung Laut
4. Lubuk Laut
5. Gosong Karang
6. Landas Benua
7. Lereng Benua
8. Lembah Sungai
9. Pantai

Karakteristik Pelapisan Bumi
Setelah planet bumi terbentuk dari massa gas yang lambat laun mengalami proses pendinginan. Akibatnya bagian terluarnya menjadi mengeras sedangkan pada bagian dalamnya masih tetap merupakan massa zat yang panas dalam keadaan lunak (cair liat). Struktur pelapisan pada bumi.

Litosfer
Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust), berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau lapisan. Litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.

Astenosfer
Astenosfer (lapisan selubung atau mantle), yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000 derajat celcius, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas bersuhu tinggi.

Barisfer
Barisfer (lapisan inti bumi atau core), yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalamyang tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.

- Inti luar
Inti luar (Outer core), adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar bersuhu sekitar 3.900 derajat celcius

- Inti dalam
Inti dalam (Inner core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4.800 derajat celcius, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.

Pembelajaran Berbasis TI : Mimpi Sekarang atau Realitas Masa Depan

Perkembangan teknologi jaringan dan internet memberikan harapan dan alternatif dalam peningkatan kualitas pendidikan. Aplikasi e-Learning (e-Education), e-Library dan e-Journal merupakan fitur-fitur internet yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif model pembelajaran dan sumber belajar. Permasalahan tidak meratanya kualitas pendidikan akibat letak geografis yang tersebar luas dan terdiri dari pulau-pulau yang berjauhan sehingga akses terhadap fasilitas pendidikan tergantung jarak, dapat diatasi dengan adanya aplikasi pendidikan jarak jauh berbasiskan internet. Proses pembelajaran dapat dilakukan secara online dan dapat diakses kapan saja. Begitu pula dengan terbatasnya bahan ajar sebagai akibat mahalnya buku-buku sumber dapat diatasi dengan e-Library dan e-Journal.
e-Learning merupakan model pembelajaran berbasis internet yang paling popular. Pembelajaran e-Learning dengan memanfaatkan internet dapat dilakukan dengan cara Synchronous System dan Asynchrounous System. Cara Synchonous System pembelajaran dilakukan secara langsung dalam waktu yang bersamaan. Contoh pembelajaran model ini : Chatting, News Group dan Video-Teleconference, dsb. Sementara pembelajaran dengan Asynchronous System tidak tergantung pada waktu, namun pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan waktunya masing-masing, seperti :e-maill, BBS dan lain-lain. Cara lain adalah dengan sistem CSCL (Computer Supported Collaborative Learning) seperti yang telah dilakukan oleh Deni Suwarja, seorang guru IPA dari SMPN 1 Cibatu Garut yang telah berkolaborasi dengan guru dari Fhilipina dan melibatkan siswa dari kedua negara dalam pembelajaran Biologi.
Dengan adanya sistem e-learning pembelajaran tidak hanya terjadi dalam ruangan kelas saja dengan guru sebagai pusat, namun dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta tidak terbatas dengan siswa-siswa satu sekolah saja. Para siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran, dapat mengakses sumber belajar kapan saja dan dapat berkomunikasi dengan sesamanya kapan dan di mana saja. Hasil proses pembelajaran dapat disimpan dalam database yang dapat dimanfaatkan untuk mengulang kembali pelajaran sebagai bahan rujukan dan evaluasi proses pembelajaran. Sistem ini memberikan keringanan pada guru karena sebagian tugas guru telah beralih pada sistem komputer.
Meski model e-Learning ini memiliki daya pikat yang sangat besar serta menjanjikan hasil yang lebih baik, namun untuk melaksanakannya masih ada hambatan dan keterbatasan yang harus diatasi, diantaranya :

1. Keterbatasan Sistem jaringan. Sistem e-Learning seperti yang didefinisikan penulis artikel ini sebagai pembelajaran jarak jauh membutuhkan jaringan internet. Sampai saat ini jaringan yang ada masih sangat terbatas dan biaya relatif mahal. Oleh karena itu, pengaksesan e-Learing dengan internet belum dapat dilakukan secara masal di Indonesia. Memang harga pendidikan dapat ditekan, namun biaya untuk menyediakan teknologi pengaksesnya bertambah.

2. Belum terbentuknya high trust society. Perubahan budaya dari pola belajar konvensional yang menunjukan siswa mengikuti proses pembelajaran secara fisik menjadi hanya melihat layar monitor tidak mudah untuk dilakukan. Apalagi etika pendidikan berbasis internet belum terumuskan dan tersosialisasi dengan baik.

3. Masih sangat sedikit SDM yang menguasai dan memahami konsep dan implementasi teknologi informasi dalam pendidikan.

4. etika dan Moralitas masih belum mendapat tempat yang tepat, sehingga sistem e-Learning melalui internet dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pelanggaran etika dan moralitas, seperti menjajakan situs-situs porno.

5. Software pendukung yang familiar di masyarakat adalah software-software yang berlisensi, yang harganya relatif mahal. Software yang disarankan penulis dengan menggunakan software open source masih asing pemakaiannya di masyarakat Indonesia.

Masih banyak ketebatasan dan hambatan lain untuk melaksanakan e-Learning, namun tidak berarti tidak bisa dilakukan. Salah satu model e-Learning yang dapat dipakai sebagai alternatif pembelajaran adalah model Virtual Classroom (Ruang kelas maya). Pada model ini tidak dibutuhkan akses internet, karena sistem dikemas dalam bentuk CD sehingga dapat dibawa dengan mudah. Model ini didesain seperti sistem pendidikan konvensional, hanya media yang digunakannya menggunakan media digital, yaitu komputer namun fungsinya sama dengan fasilitas kelas konvensional. Hanya saat ini model ini masih dalam tahap pengembangan dan uji coba.


Bahan bacaan pembanding :
1. e-Education, karangan Budi Sutedjo, Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta, 2002.
2. e-Learning fisika, karangan afrizal Mayub, Penertbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005
3. Teknologo e-Learning, karangan Onno W. Purbo dan Antonius Aditya H., Penebit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001.

Rabu, 06 Oktober 2010

killing me inside - diary of past away

Intro : Em C B
Em
Save me anything was so damn empty
D                                      C
There were just vapors and dust oh life
D
There’s nothing left to hope for something else
Em
Wake me on the next day that I will save
D                                   C
‘Cause that we couldn’t lived of this
D
This night will be our diary of past away
.com
A
Fell the city were burning off
G
And six chopper were going down
Em
Loads of army were shooting out
F#m
Where we suppose to?  ‘And now ‘
Em
It’s sick to me
C
So please crow whisper that we had
B
Should we be still leave or live
D
And bring with all mistake behind
Em
Look everyone’s singing
C
Singing with their empty eyes
B
Please guys take the air to breathe
D
‘Cause we still have to stay in
Em
Like your eyes ,  Anything was so damn empty
D                                     C
There were just vapors and dust oh life
D
There’s nothing left to hope for something else
Em C D
Your eyes  4x
Bridge : Em D C D 2x
Em
Sometimes I feel
D                         C
Everything was all mistakes
D
Tonight I feel the sorrow
Em
Like your eyes
D                    C
Like my fantasies real
D
And come into me
C    D    Em     D
Just like the bird fly with their broken wings
C  D    Em     D
We need aid to alive for each other and
C  D      Em    D
We try to believe for our independence but, sometimes I try to face it
C   D     Em   D
The reality were alone even people were running on
C  D  Em     D
Oh so scary and teriffy we bringing into
C   D   Em     D
Hey nightmare, so please believe in me now
C  D   Em      D Em
We’re all drawing out to you

chord killing me inside - biarlah

Intro : C G G# A# 2x
C G
Semua yang berlalu
G# A#
Telah menjadi kenangan
C G
Dan seakan kulupakan
G# A#
Karena ku tak sejalan
C G G# A#
Wowowo . . . .

C G
Dan tak mungkin ku bertahan
G# A#
Meski telah ku coba
C G
Semuanya tak berguna
G# A#
Terbuang sia-sia
Reff :
D# G# C Bb
Dirimu dihatiku sudah terlalu lama
D# G# C Bb
Biarlah ku mencoba untuk tinggalkan semua
C G G# A#
Wowowo . . . .
C G
Dan tak mungkin ku bertahan
G# A#
Meski telah ku coba
C G
Semuanya tak berguna
G# A#
Terbuang sia-sia
Reff :
D# G# C Bb
Dirimu dihatiku sudah terlalu lama
D# G# C Bb
Biarlah ku mencoba untuk tinggalkan semua
G# C 2x Bb
Reff :
D# G# C Bb
Dirimu dihatiku sudah terlalu lama
D# G# C Bb
Biarlah ku mencoba untuk tinggalkan semua
Reff :
F# B D# C#
Dirimu dihatiku sudah terlalu lama
F# B D# C#
Dan biarlah ku mencoba untuk tinggalkan semua